MRII Kebon Jeruk - KKR Natal

Tips: untuk mempermudah pencarian gunakan "Ctrl+F"
 lalu masukkan nomor ringkasan khotbah, misalnya "#22"
atau bisa juga judul yang terdapat di Daftar Isi
untuk memperbesar / memperkecil tulisan, "Ctrl+" / "Ctrl-"
untuk melihat ayat-ayat Alkitab, biasanya saya menggunakan web:



Daftar Isi

#1 - 20/12/2009 - "Hadiah Bagi Sang Raja" - Pdt. Aiter, M.Div.








#1 - 20 Desember 2009

“Hadiah Bagi Sang Raja”
Pdt. Aiter, M.Div.


Matius 2:1-12
Di dalam satu bagian ini terdapat satu rahasia yang sangat penting sekali yaitu seolah-olah muncul satu gambaran: manusia mencari Tuhan Allah. Dalam jaman PL, tidak ada manusia yang mencari Tuhan Allah. Sampai kepada halaman PB ini, barulah seolah-olah ada manusia mencari Tuhan Allah. Mereka bertanya, “Dimanakah Dia, Raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?”. Kita harus membandingkan dengan seluruh Kitab Suci untuk membandingkan satu kata, “Dimanakah itu.” Dalam PL, waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka bersembunyi di hadapan Tuhan. Tuhan bertanya, “Dimanakah engkau Adam?”. Jadi pertanyaan, “Dimanakah?” ini muncul di Kitab Suci untuk bertanya kepada manusia yang sudah terhilang itu. Tuhan bertanya bukan karena Tuhan tidak tahu keberadaan mereka. Tuhan tahu, tapi Tuhan tetap bertanya untuk menyatakan bahwa mereka sekarang sedang terhilang di dalam taman Eden dan bukan di luar. Mereka ada di Taman Eden, sedang melayani Tuhan sedang mengerjakan pekerjaan Tuhan dan sekarang sudah jatuh dalam dosa dan terhilang. Lalu setelah itu,  Kain membunuh Habel dan melarikan diri ke wilayah Timur. Sampai ke Kejadian 11, orang-orang berkumpul di tanah Sinear, di Timur. Disanalah mereka memberontak melawan Tuhan dengan mendirikan tempat yang tinggi untuk memuja dewa yang mereka sembah dan akhirnya Tuhan mengacaubalaukan mereka. Orang-orang tersebut menuju ke Timur, itu adalah tempat pelarian dari orang-orang yang melarikan diri. Sampai kepada jaman orang Israel dibuang. Yehuda, kelompok yang Selatan dibuang ke Timur, ke wilayah Babilonia. Babel di wilayah Timur, sehingga Timur sekaligus merupakan satu tempat dimana Tuhan pakai untuk jadi tempat pengajaran kepada anak-anak Tuhan yang tidak taat supaya mereka bertobat. Sampai kepada PB, Tuhan tarik dari Timur ke wilayah Barat yaitu kembali ke Yerusalem. Meskipun orang berdosa lari sampai jauh, namun anugrah Tuhan tetap menjangkau mereka. Orang Majus datang dari Timur lalu balik arah. Mereka bukan menuju condong ke arah Timur lagi, tapi sekarang mereka membalik arah. Inilah anugrah Tuhan di tengah dosa. Mereka yang di pembuangan, tempat yang begitu gelap, sekarang Tuhan memanggil mereka untuk kembali. Jadi bukan mereka yang mencari Tuhan tetapi Tuhan yang menemukan dan menggerakkan mereka untuk mencari yang namanya Tuhan Yesus.

Orang Majus dan gembala adalah orang yang sangat penting dalam Kitab Suci. Saat gembala sibuk bekerja, malaikat Tuhan menyatakan diri dan memberikan kabar sukacita kepada mereka. Mereka terima dan rela mengorbankan waktu dan pergi untuk dapat menyembah Tuhan Yesus Setiap kelompok orang yang menerima dan membuka hati melayani Tuhan Yesus, tidak akan dilupakan oleh Tuhan. Jarang kita menjumpai drama Natal yang tidak ada gembala dan orang majusnya. Setiap Natal dikumandangkan, gembala dan orang majus tidak pernah ditinggalkan. Mengapa? karena mereka telah menerima berita itu, maka Tuhan tidak melupakan mereka. Coba pikirkan, hak apa yang membuat orang Majus, gembala yang compang-camping dan brewokan untuk maju ke atas mimbar? Hak apa sehingga kandang binatang yang sangat kotor dan bau dapat naik ke atas mimbar? Itu karena kandang binatang pun menerima Tuhan Yesus, sehingga Tuhan ijinkan kandang binatang naik mimbar. Sehingga tidak heran satu-satunya hari dimana mimbar gereja paling jorok, itulah hari Natal. Jika orang Majus tidak menerima berita Natal, maka sampai hari ini tidak ada orang tahu istilah orang IMajus. Di jaman Daniel terdapat istilah magi yang artinya ahli sihir. Namun, orang Majus bukanlah ahli sihir, ahli nujum tapi orang yang diperkirakan mengetahui astronomi, akademik dan intelektualnya tinggi. Orang seperti itu akhirnya Tuhan panggil. Pemilik rumah penginapan dan Herodes menolak Yesus maka Tuhan tidak ijinkan naik ke atas mimbar. Kalaupun itu naik itupun untuk mempermalukan mereka.

Mempelajari orang majus sungguh terkandung rahasia yang luar biasa. Orang Majus waktu berangkat bukanlah 3 orang tapi diperkirakan banyak orang. Mereka membawa semua perhiasan yang begitu mahal untuk Tuhan Yesus yang sangat berisiko dirampok atau dibunuh. Selain itu, dari kabar yang mereka terima, mereka tidak diberitahu akan tiba dalam berapa hari sehingga mereka harus membawa seluruh barang: baju cadangan, perkakas makanan dan barang bawaan budak-budak dan lainnya. Ada tafsiran yang mengatakan perjalanan mereka sekitar ½ tahun dan sekitar 1 tahun. Mengapa? Karena herodes mencari tahu dan memperkirakan selang waktu bintang itu terlihat sampai waktu orang majus bertemu dengannya. Ia memperkirakan waktunya sudah satu tahun lebih, sehingga dikeluarkan perintah untuk membunuh bayi yang berumur di bawah dua tahun. Waktu ½ tahun atau 1 tahun itu membuktikan bahwa perjalanan orang Majus sangatlah jauh disertai tidak adanya kepastian waktu kapan dapat bertemu dengan Yesus. Dengan iman, mereka terus melangkah. Orang Majus berjalan melihat bintang dan sangat mungkin mereka bisa nyasar. Coba, saudara berangkat pakai petunjuk bulan, nyasar atau pasti sampai? Misal saudara tunjuk satu tempat yang jauh. Orang tanya, “Dimana pak rumahnya?”. Dijawab “Disana”, disana ada seribu rumah. Dia tangkap, “Oh disana.” Dianggap rumah ke-5. begitu tangannya miring sedikit, salah sedikit, sampai kesana sudah jauh. Itu sudah rumah ke-1.000. Beda sedikit cara pandang sudah berbeda arah. Orang Majus berjalan melihat bintang dan mereka pasti bisa nyasar. Di Alkitab memang tidak dikatakan detail kesusahan mereka di perjalanan karena kalau dibukukan pastilah akan sangat tebal. Mereka berhenti di satu kota dan bertanya-tanya tentang keberadaan raja Israel, dihina-hina, dianggap gila dan bodoh, pergi lagi ke kota lain dan seterusnya. Merekapun dianggap bodoh karena orang yang ditanya rata-rata pikir bahwa bintang sulit memimpin dan menunjukkan satu tempat. Mereka memakai iman dan tetap taat mencarinya. Tuhan menguji iman mereka dengan waktu yang sangat panjang. Kadang Tuhan menguji kepercayaan seseorang memakai lamanya waktu apakah orang itu percaya dengan sungguh-sungguh atau hanya emosi sesaat saja.

Waktu gembala mendengar berita Natal, mereka juga diuji oleh Tuhan. Dikatakan bahwa ”Hari ini telah lahir bagimu bayi yang dibungkus dengan lampin dan di dalam palungan”. Setiap orang jaman itu sudah tahu bahwa bayi dibungkus dengan lampin tapi untuk tempatnya, yaitu di palungan inilah yang sangat membingungkan mereka. Waktu mereka pergi tidak ada tanda-tanda apapun (blok mana, RT mana, RW mana) sehingga harus sering tanya orang. Saat mereka tanya orang biasanya akan  dicemooh oleh orang tua bayinya. Tak jarang mereka dianggap bodoh dan kurang waras  karena seharusnya  bayi ditaruh di kamar bukan di palungan. Inilah ujian di tengah pencarian bayi di palungan, mereka bisa mundur iman, serta menyangka bahwa malikat itu berkata bohong.  Namun mereka terus-terus mencari dan akhirnya ketemu. Ini namanya ujian. Iman perlu diuji. Abraham juga pernah diuji seperti ini. Sewaktu Tuhan menyuruh Abraham untuk pergi ke tanah Moria dan pergi ke salah satu gunung, Abraham taat dan akhinya sampai ke gunung yang Tuhan tentukan.

Mari kita lihat rahasia Orang Majus dalam menjalankan misi ini. Pertama, Setelah Orang Majus mendapat berita keselamatan, mereka pun pergi meninggalkan tempat asal mereka dengan membawa barang bawaan beserta budak-budaknya. Selama diperjalanan, mereka tetap setia mempertahankan barang bawaan mereka (emas, kemenyan dan mur) dengan taruhan dapat dirampok atau dibunuh. Kedua, sebenarnya Orang Majus dapat menyuruh budak-budaknya untuk pergi mengantarkan semua itu tanpa harus turun tangan dan tidak perlu repot antar sendiri seperti orang kaya menyuruh kurir untuk antar barang. Ketiga. Biasanya seseorang yang memberikan persembahan kepada bayi yang baru lahir, akan sungkan kepada bayinya atau orang tuanya? Pastilah sungkan ke orang tua bayi. Selanjutnya, orang memberikan besar persembahan pastilah cenderung melihat siapa orang tua bayi. Jika bayinya adalah anak orang susah maka diberikan persembahan yang biasa saja. Jika orang tua si bayinya adalah seorang bos besar maka diusahakan mencari yang agak mahal. Namun bagaimana dengan orang Majus ini. Sudahkah mereka mengenal Maria dan Yusuf sebelumnya? Kalau belum kenal, mengapa mereka nekad melakukan itu semua? Orang majus waktu membawa hadiah bukan sungkan kepada Maria dan Yusuf, bahkan sebelumnya mereka tidak tahu siapa Maria dan Yusuf. Mereka lihat bukan orang tua si bayi, tetapi bayi itu sendiri. Mereka tahu anak ini anak siapa. Anak ini adalah Anak Raja. Maka mereka membawa persembahan yang sesuai dengan siapa yang akan menerima. Karena Raja yang akan menerima, maka mereka memberi persembahan untuk sang Raja. Koq Raja bisa Anak. Koq Anak bisa Raja? Kalau raja menurunkan anak, anak itu pastilah akan menjadi anak raja yang akan meneruskan pemerintahan. Keturunan raja pastilah lahir di istana, kalau anak lahir di palungan pastilah bukan anak raja. Inilah iman yang luar biasa yang dimiliki oleh Orang Majus itu. Ia punya iman yang menerobos sampai dalam sekali. Jika Yesus bukan Tuhan, tidak mungkin Orang Majus melakukan hal bodoh tersebut. Banyak orang tidak mau percaya Tuhan Yesus. Namun kita yang sudah mengetahui dari sudut kelahirannya ini, dapatlah menyimpulkan bahwa tidak mungkin Yesus bukan Tuhan. Bayangkan saja, siapa yang mau mengantarkan persembahan besar untuk anak kecil yang masa depannya tidak diketahui? Orang Majus mengetahui masa depan Anak ini dan mereka tahu siapakah Anak ini. Kalau tidak, tidak mungkin mereka meninggalkan kampung halaman dan berjalan tanpa arah hanya dengan mengikuti bintang yang bisa membawa mereka. Mereka meninggalkan anak mereka dan segala yang ada di Timur itu.

Jikalau Yesus bukan Tuhan, Herodes akan nyaman dan tidak tergoncang imannya. Seorang Presiden tidak akan pernah takut bahwa kepresidenan dia akan direbut oleh seorang bayi. Tidak ada Presiden yang perintahkan kepada menteri, “Cari seorang anak dibawah dua tahun di rumah sakit A dan bunuh dia, karena kelak dia akan jadi presiden”. Kalau ada, maka presidennya kurang waras. Mengapa? Raja itu saingannya adalah raja karena raja takut diserbu oleh raja lain. Semua raja takut dikudeta raja saingannya, ditaklukkan dan akhirnya menjadi budak. Semua raja, tidak pernah takut dengan anak kecil karena militernya sangat kuat, untuk apa takut kepada anak kecil? Namun, Alkitab mencatat bahwa Herodes dengan kekuatan yang sangat besar, dia takut kepada Anak Kecil dan memerintahkan bunuh semua anak kecil dibawah umur 2 tahun. Jikalau Yesus bukan Tuhan, ini tidak mungkin terjadi.

Setelah bertemu Herodes, orang Majus dihadapkan dengan dua utusan. Awalnya diutus oleh Tuhan untuk bertemu anak yang bernama Yesus, lalu diutus oleh Herodes untuk memberitahu dimana keberadaan anak itu setelah mereka menemukannya. Menjadi utusan herodes pastilah akan mendapat pahala dan upah karena menjalankan amanat raja. Mereka harus memilih untuk taat kepada siapa. Mereka diutus oleh Tuhan, lalu diutus oleh Herodes kemudian bertemu dengan Tuhan Yesus. Setelah bertemu Yesus, Alkitab mencatat bahwa mereka pulang melalui jalan lain dan tidak kembali ke herodes. Ini beresiko tinggi untuk dibunuh karena dianggap sebagai pengkhianat. Orang Majus setelah bertemu Tuhan Yesus jika kembali ke kampung halaman, di tengah jalan pasti akan dibunuh oleh anak buah Herodes. Sama seperti kita, jika percaya dan kenal Yesus, apakah semua akan lancar dan aman, hidup sukses dan rekening bertambah terus? Lihatlah orang Majus sekarang, kemanakah mereka dapat lari? Orang Majus tidak dapat menyamar karena menyamar apapun tetap terlihat ke-Yahudiannya. Seperti orang China yang menyamar di tanah Arab , seperti orang Negro yang bersembunyi di tengah kulit putih. Orang kafir dengan orang Yahudi wajahnya, cara jalannya dan bajunya berbeda. Kalaupun mereka didandani dan berjalan seperti orang Yahudi, bagaimana dengan nasib budak-budaknya. Mungkinkah semua didandani juga? Mungkinkah budak-budaknya tidak akan berkhianat dan melaporkan? Namun Tuhan terus menjaga langkah hidup mereka dan akhirnya mereka diberkati oleh Tuhan. Jadi jangan takut mengikut Tuhan meskipun ada ancaman. Kalau belum saatnya mati, tidak mungkin mati. Amin?

Sewaktu Orang Majus membawa persembahan emas, kemenyan dan mur semua itu ada artinya. Emas pertama kali ditulis dalam PL di Kitab Penciptaan / Kitab kejadian pasal 2. Awalnya, emas diciptakan oleh Tuhan berada di Taman Eden. Manusia jaman dahulu belum mengerti nilai emas, setelah jatuh dalam dosa, perlahan mulai mengerti nilai suatu barang. Setelah mengerti nilai, mereka mengelompokkan mana barang yang bernilai dan mana yang kurang atau tidak bernilai. Barang yang mudah rusak, kurang bernilai. Barang yang awet, murni, susah diproses harganya menjadi mahal. Penemuan emas menjadi satu hal yang spektakuler pada masa itu, karena tidak berkarat, berkilau-kilau, mewah dan berat. Akhirnya emas menjadi satu benda yang bernilai sangat mahal. Di PL, emas dipakai sebagai upeti untuk disembahkan kepada Raja  dari bangsa-bangsa lain. Selain itu emas juga diberikan kepada ilah yang disembah. Pada masa itu, dibentuk semacam dewa-dewa yang dilapisi dengan emas karena manusia sadar bahwa emas merupakan pemberian dewa-dewa itu. Waktu jaman Musa saat pembangunan kemah pertemuan / kemah suci, ALLAH meminta untuk dilapisi dengan emas. Jadi jelaslah bahwa emas tidak diberikan kepada orang miskin. Namun, sewaktu Orang Majus mendapati  Yesus dan orang tuanya yang sangat miskin, mengapa mereka tetap memberikan emas tersebut? Bukankah mereka dapat berpikir ulang dan menukarkan hadiah selain dengan emas? Yesus yang diketemui Orang Majus sebenarnya sudah berumur satu tahun lebih dan di dalam rumah sangat kecil, bukan masih di dalam palungan (banyak drama Natal yang salah tafsir). Orang Majus tetap berikan emas, ini namanya iman. Mereka sadar bayi itu adalah Raja dan Raja pantas menerima emas. Emas dianggap sebagai pemberian yang sangat terhormat kepada seseorang yang lebih tinggi derajatnya Waktu Yesus diberikan emas, berarti Orang Majus tahu bahwa Yesus adalah Raja. 

Kemenyan dalam PL bukan dipakai untuk dukun. Kemenyan disiapkan menjadi satu korban yang ikut dibakar di dalamnya. Jikalau binatang yang dikorbankan, lemak harus dibakar agar timbul bau wangi-wangian. Namun jika korban sajiannya dari tepung maka kemenyan harus diberikan agar timbul bau wangi-wangian. Semua tugas itu adalah tugas imam sebagai pengantara manusia dengan Allah. Jadi kemenyan yang dipersembahkan menggambarkan Kristus sebagai imam yang menjadi pengantara antara manusia berdosa lalu membawa persembahan itu kepada Tuhan untuk minta ampun.

Mur dalam Kitab suci muncul dalam Yohanes 19 dimana Nikodemus menggunakannya untuk meminyaki mayat Tuhan Yesus. Mur biasanya dibawa kepada orang yang sudah meninggal dan dalam hal ini melambangkan seorang Nabi yang akan dibunuh. Jadi dalam pemberian itu tersirat makna bahwa Yesus adalah Raja, Imam dan Nabi yang akan dibunuh. Iman seperti ini tidak terdapat di Israel melainkan diluar orang Israel. Kadang Yesus mempermalukan iman dari orang Israel dan berkata ,” Iman seperti ini tidak pernah Aku jumpai di Israel!” Jadi orang Israel yang notabene beragama dan hidup mempelajari Kitab Suci tidak pernah bertumbuh dalam iman, tidak menerobos melihat kepada Kristus lebih dalam lagi dan akhirnya mati dalam penafsiran tertentu saja. Jauh sebelum orang banyak percaya siapa Yesus, sebelum murid Yesus mengakui Yesus itu siapa, Orang Majus sudah mengetahui bahwa Yesus itu Raja, Imam dan Nabi (yang tersirat dalam persembahan itu). Orang Majus seperti ini adalah orang yang berbahagia.
 
Tuhan ijinkan cerita Orang Majus ini dicatat di dalam lembar pertama Injil Matius. Untuk apa? Untuk mempermalukan seluruh silsilah orang Yahudi. Orang Yahudi punya silsilah yang luar biasa dari anak Abraham, anak Daud sampai Kristus. Namun setelah itu tidak ada lagi orang yang punya iman yang mengarah kepada Tuhan Yesus. Maka muncullah orang diluar silsilah Yahudi dan orang itu adalah orang Majus. Sekarang ini, mungkin orang-orang Non-Kristen sudah lama Tuhan persiapkan menjadi orang Kristen hanya kadang waktunya belum sampai dan Tuhan sudah menguji iman mereka. Dalam katekisasi misalnya ada orang yang mengikuti pembinaan 17 kali lalu ujian dan wawancara tetapi belum juga dapat lulus. Ada yang merespon bahwa hal itu tidak apa-apa dan tetap setia ikut pembinaan sekali lagi, ada pula yang marah-marah tidak terima. Disini kelihatan mana yang tahan uji dan yang tidak. Orang majus setelah tiba bertemu Yesus waktu itu harus memutuskan untuk terima atau tidak. Mungkin di perjalanan mereka sudah membayangkan anak ini akan elok atau akan disambut dengan meriah dengan jamuan makan atau minum oleh orang tuanya. Alkitab tidak mencatat bahwa mereka diberikan minum, dan diberikan roti. Sekarang ini, banyak orang mau percaya Yesus dengan diimingi tawaran yang menggiurkan oleh pendeta palsu. Percaya Tuhan Yesus akan menjadi kaya, segala penyakit sembuh oleh bilur-bilurNya. Reform tidak memakai cara tawaran seperti itu. 

Waktu orang Majus melihat Tuhan Yesus, mereka dihadapkan dengan keputusan untuk kembali ke Herodes atau pulang kampung atau menukar hadiah.  Orang Majus tetap setia, dan tidak mengganti hadiahnya. Kalau Yesus bukan Tuhan, ini tidak mungkin. Sekarang saya tanya, “Siapa yang memikirkan untuk persiapkan kado untuk Tuhan? Kalau iya, kado apa yang akan diberikan?” Jika mau meniru orang Majus yang memberikan emas, kemenyan, dan mur itu barang semua Tuhan yang ciptakan dan Tuhan yang punya, sang penguasa Alam. Lalu hadiah apa yang paling Tuhan senang? Jawabannya yaitu Saudara membawa jiwa kepada Tuhan Yesus. Orang Majus waktu datang bukan karena hadiahnya yang besar sehingga Tuhan berkenan melainkan jiwa mereka, hidup mereka yang rela berkorban untuk datang. Itulah yang bernilai. Tuhan tidak butuh hadiah fisik orang Majus tetapi orang yang datang mengantarkan langsung lah yang diperkenanNya. Gembala datang tidak membawa kado, tidak sempat pulang mandi, masih bau-bau karena mereka datang di hari H Yesus lahir. Gembala datang tidak membawa kado dan tidak pernah berkata ke Maria bahwa nanti kadonya akan menyusul. Tidak ada itu. Mereka pulang dan tidak berikan kado lagi. Mengapa? Karena Tuhan Yesus tidak butuh kado materi. Hati dari gembala yang datang, itu Tuhan perkenan.  Amin? Saya tanya saudara, dalam hari Natal ini saudara sudah persiapkan apa? Apakah dengan pikiran menerka-nerka, “Oh Natal kayak begini, Oh Yesus kayak begini… ya sudahlah”. Jika seperti itu, saudara  ibarat menjadi orang Majus yang sudah melangkah akhirnya bertemu dengan Tuhan Yesus lalu menjadi kecewa dan saudara pulang. Atau saudara seperti Herodes yang tidak mau datang tapi hanya dengar informasi lalu menolak semua berita itu? Atau saudara sebagai imam-imam kepala yang ada di Yerusalem yang mengerti Alkitab tapi tidak mengerti siapakah Tuhan Yesus itu. Yesus sudah lahir begitu lama, tapi Yerusalem semua masih sepi dan tidak ada orang yang mengetahui. Yesus sudah lahir 2000 tahun lebih, tetapi masih banyak orang yang masih belum mengenal Tuhan Yesus. Saya pernah bicara sama supir taksi tentang Tuhan Yesus. Dia tanya saya, “Yesus itu siapa ya? Saya belum pernah dengar ada Yesus”. Heran saya. Supir Bluebird di Jakarta. Teknologi sudah begitu maju, informasi gereja begitu banyak, tapi Yesus tidak pernah diketahuinya. Ini suatu fakta yang cukup mengagetkan. Saudara yang datang ke tempat ini, sudah siapkan kado apa? Kalau Tuhan sudah memberikan kado yang begitu besar, yaitu diri-Nya sendiri, saudara kasih apa? Biarlah saudara sungguh-sungguh membuka hati dan kembali kepada Tuhan serta kembali berespon kepada Nya. Saudara sudah berjalan begini jauh, mungkin ada yang 2 jam, 1,5 jam atau 1 jam. Sudah ikut Natal seperti ini, maukah Saudara membuka hati? Atau Saudara sudah datang susah-susah, saudara kecewa lalu pulang. Dan saudara yang membuka hati, Tuhan tidak melupakan saudara. Mari kita berdoa.


(Ringkasan khotbah ini BELUM diperiksa oleh pengkhotbah)

No comments:

Post a Comment